Selasa, 20 Juli 2010

Pada Pagi


Bertahun lalu, saat bunga-bunga masih bermekaran di kota ini, aku menemukan cinta di teduh matamu. Ia datang seperti mimpi, bersenandung hening pada segar angin pagi.


Saat itu, bermandikan dian dini matahari, berselimut elok wangi surgawi, perhentianku bagai menyentuh mimpi – bahagia aku kecap sepenggal jarak, pada tertuntas renjana jiwa. Dan engkau merangkum pagi selaik senyuman, memandang binar pengharapan bahwa sesungguhnya, debu-debu tersibak cengkerama, melerai air mata jelma mutiara.

Pun pada sekilas rahasia, mata terbuka.

Lihat, Kekasih! Di antara pucuk-pucuk daunan, tertulis pesan sedarhana. Pada pertemuan. Pada ranah peristirahatan. Seperti catatan purba semesta, telah diramalkan bintang
: cinta kita

Kini, tatkala angin menanjak tinggi – tersipu aurora pandang matamu, aku merapal waktu kembali, mencari elok semi di penghujung sua. Semoga kebersamaan kita jelma doa, pada segaris bahagia, pada sekecup perjalanan. Dan di sanalah pusara cinta mengaburkan keragu-raguan.

Rafael Yanuar (21 Juli 2010)

Rabu, 28 Oktober 2009

Malaikat Perak


Malam ini

Permadani langit lembut menyapa
membawa separuh nyawa semesta
penuh pelita

Teduh

Malaikat perak menyelimuti
segenap jiwa yang terlelap
dibuai mimpi dan kenangan

Melodi menguntai indah
dari sayap putihmu
membalut syahdu jiwaku
tak lekang oleh waktu

Sungguh

Rima tak bernada
hadirkan kedamaian
dari hatiku

Selamanya...

Rafael Yanuar (14 Februari 2009)

Simfoni Embun Pagi


: aku

Ketika pagi membuka hari.


Satu lagu membungkus indahnya nada

pada lembar dedaunan bayu berbagi ceria

menggugah hati; mencipta makna

temani kicau burung bernyanyi; bersuka


Embun menyapa bak permata

lantunkan melodi simfoni syukur
berpadu satu
isyaratkan surya tuk hadirkan cahaya

: begitu harmoni

Perlahan hangat lembayung menelusup jendela

bangunkan sukma dari lelap
tawarkan cita tuk segera memadu rasa
pada hamparan luas samudera cinta



Kubuka jendela

sambut indah kasih-Nya

__________________________________________
Rf: Yanuar: 18 Juni 2009
Semoga embun dapat mengurai segala dosa, untuk meraih indah kasih-Nya

Selasa, 27 Oktober 2009

Anak Gembala


Di bawah teduh rimbun cemara
suara seruling memecah hening

kidungkan cinta

lantunkan simfoni melagu harmoni

: sayup mendayu

Anak gembala, lihatlah

jingga telah meredup
domba-domba berteduh di tanah ilalang

sambut bintang pertama

yang hadir mengurai rasa


Perlahan

lena purnama datang menyapa

membuka salam mayapada

pada malam nan mesra


Pulanglah, meretas letih

seusai bekerja dan berpeluh sehari

menari sealur melosi

nada-nada riang harmoni


__________________________________________

Rf. Yanuar: 16 Juli 2009